Foto :Prokopim / Sekda Edi Supriyanto bersama Ketua Tim Penilai Lapang yang juga Kabid Kemasyarakatan Desa, Dinas PMD Provinsi Jawa Timur
TRENGGALEK MAKNAJATIM –
Desa Karanganom Kecamatan Durenan, Trenggalek masuk menjadi nominasi Lomba Gotong Royong terbaik tingkat Provinsi Jawa Timur.
Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto menegaskan yang utama bukan menjadi juaranya, tetapi yang terpenting adalah tidak lanjut dan penerapan dari gotong royong itu sendiri.
Desa Karang Anom, bersama 2 kontestan lain yaitu dari Kabupaten Madiun dan Bojonegoro lolos nominasi Lomba Gotong Royong terbaik tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025.
Saat ini masuk pada penilaian lapang, sebelum ketiganya ditetapkan menjadi juara 1, 2 dan 3 dalam lomba ini.
Saat menyambut kedatangan tim penilai Sekda Edy Supriyanto mengatakan, “bukan juaranya tapi tindak lanjut dan penerapan gotong royong itu seperti apa,” ungkapnya, Selasa (6/5/2026)
Dulu ada siskamling, sekarang ada cctv, artinya penilaian ini sebagai pemicu kembali, ternyata gotong royong itu masih ada dan harus ada.
Tadi disampaikan oleh Ketua Tim Penilai lapangan, tidak hanya perbedaan fasilitas atau karena fasilitas, tidak.
“Tapi perubahan generasi yang ini harus terus kita kembangkan kepada anak anak kita, agar bisa memahami nilai-nilai Budi luhur bangsa ini,” ujarnya.
Jadi kita tetap ingin menumbuh kembangkan kembali gotong royong , dan itu sangat membantu proses pembangunan di desa, dalam rangka mendorong kesejahteraan masyarakat.
Terakhir pihaknya berpesan “setiap tahun kegiatan ini dilaksanakan, dan Alhamdulillah setiap tahun kita menjadi kontestan.
Ini adalah bagian dari niat baik kita untuk bisa melaksanakan yang terbaik.
Sehingga mungkin ini bisa menjadi replikasi kita. Keberhasilan ini menjadi keberlanjutan bagi desa desa yang lain,” tutup sekda itu.
Tri Yuono, Ketua Tim Penilai Lapang yang juga Kabid Kemasyarakatan Desa, Dinas PMD Provinsi Jawa Timur menambahkan, “yang jelas tadi disampaikan ada 4 aspek.
Jadi tim di penilaian lapang itu menggali apa yang sudah disampaikan, melalui seleksi administrasi, apakah benar,” jelasnya.
Yang kedua kadang-kadang, sambung Tri “teman-teman desa itu tidak menyampaikan data, tapi dalam prakteknya sudah ada. Bila ada semacam itu, tentunya akan memberikan tambahan nilai,” imbuhnya.
Diakui ketua tim penilai lapang ini, budaya gotong royong ditengah masyarakat sudah sangat langka, menurutnya ini dikarenakan masalah yang sangat komplek.
“Karena gotong royong itu ya nilai, norma, dan juga kultur yang turun menurun.
Pada saat ini kita ketahui bersama bahwa kita berhadapan dengan globalisasi.
Kemudian generasi yang berbeda, generasi yang kurang tertarik dengan nilai yang sedang kita perjuangkan ini,” tandasnya.
Untuk itu salah satu Kepala Bidang di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jatim itu menyampaikan terima kasih kepada Desa Karang Anom maupun peserta lomba ini.
Pasalnya masih menjaga dan melestarikan budaya gotong royong di daerahnya. tutupnya.


















