Foto: Boby / Ketua DPC PKB Trenggalek Sukarudin, potong tumpeng atas penganugerahan terhadap tiga Pahlawan nasional Syaikhona Muhammad Kholil, Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) dan Marsinah
TRENGGALEK MAKNAJATIM –
Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Trenggalek menggelar acara tasyakuran pada hari Minggu, 16 November 2025, di kantor DPC setempat.
Acara ini merupakan kelanjutan dari yang sebelumnya diselenggarakan oleh Fraksi PKB.
Tujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada tiga tokoh yaitu
Syaikhona Muhammad Kholil, Abdul Rahman Wahid (Gus Dur) dan Marsinah.
Acara diisi dengan doa bersama untuk para tokoh tersebut, dan tasyakuran atas gelar Pahlawan Nasional dari pemerintah.
Ketua DPC PKB Trenggalek, Sukarudin, menginstruksikan semua anggota fraksi harus peduli terhadap nasib buruh.
Memperhatikan keselamatan tenaga kerja dan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
“Isu buruh akan menjadi poin penting dalam menampung aspirasi”.ujarnya.
Syaikhona Muhammad Kholil menjadi inspirasi atas ketauladanannya. Beliau adalah ulama besar, bahkan K.H. Hasyim Ashari pernah berguru kepadanya.
Gus Dur dikenal luas oleh semua kalangan, termasuk umat non-muslim, karena kebaikannya.
Kebaikan Gus Dur bahkan masih terasa hingga kini, terbukti dari makamnya yang ramai dikunjungi, memberikan rezeki bagi pedagang, dan warga disekitarnya.
Masih menurut Sukarudin Gus Dur dianugerahi gelar Pahlawan Nasional, terutama dalam Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam, dengan penekanan pada perjuangan, sebagai bapak Pluralisme dan Pembela Minoritas.
Jasa besarnya terletak pada upayanya untuk merangkul dan membela semua kelompok di Indonesia, tanpa memandang suku, agama, ras, atau golongan.
Lebih lanjut Gus Dur juga sebagai cendekiawan dan Ulama Toleran.
Melalui pemikiran dan karyanya, Gus Dur menyebarkan nilai-nilai Islam yang inklusif, toleran, dan humanis, yang menjadi warisan berharga bagi peradaban bangsa.” Jelasnya.
Penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional adalah bentuk pengakuan negara, atas pengabdian hidupnya dalam memperjuangkan kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme di Indonesia.pungkasnya.
Editor : Tatang


















