Foto Boby / Mahasiswa dan polisi saling dorong
TRENGGALEK, MAKNAJATIM –
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI), mahasiswa STKIP dan mahasiswa STIT Trenggalek kecewa berat, pasalnya Aksi unjuk rasa yang dilakukan di DPRD hanya diterima oleh Sekwan, karena anggota DPRD tidak ada yang masuk, Jum’at ( 21/2/2025).
Diawali dari Agro Park Jalan Soekarno-Hatta mereka menuju Gedung DPRD Trenggalek.
Sempat terjadi dorong mendorong dipintu masuk gedung DPRD antara aparat dan mahasiswa, akhirnya mereka diperbolehkan masuk setelah negosiasi.
Aksi tersebut karena mahasiswa merasa kecewa atas kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto.
Genta Aditya pranayan dari STKIP mengatakan, kita menuntut Inpres nomer 1 tahun 2025, yang di putuskan oleh presiden Prabowo. Karena dirasakan efisiensi pemotongan anggaran tersebut, sangat mempengaruhi, beberapa sektor dan mengorbankan banyak hal, termasuk pendidikan.Karena ada pemotongan sebesar 20 persen bahkan bisa lebih, padahal pendidikan di kabupaten Trenggalek itu belum merata dan maksimal.
“Jika itu dilaksanakan, maka akan terjadi kesenjangan antara masyarakat pinggiran dan perkotaan.” ujarnya.
Masih menurut Genta, soal jalan rusak yang berada di beberapa daerah, itu sangat berpengaruh pada pendidikan, kesehatan, maupun perdagangan.
Selain itu juga mengganggu kelancaran beraktivitas dan menghambat perekonomian.
Muhtarom Sekretaris DPRD kabupaten Trenggalek saat menemui para pengunjuk rasa mengatakan semua anggota DPRD tugas ke luar kota.
Setelah berdialog dengan Ketua DPRD Doding Rachmadi melalui zoom meeting, mereka tampak kecewa karena tidak ada satupun anggota dewan yang ngantor.
tutupnya.
“


















