Foto : Boby Granada / Doding Rachmadi saat wawancara dengan awak media
TRENGGALEK MAKNAJATIM –
Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di kabupaten Trenggalek belum berjalan maksimal, pasalnya banyak kendala, terutama masalah modal dan pendanaan yang belum optimal dari pemerintah pusat maupun bank.
Selain itu, model bisnis yang belum matang, karena kurangnya persiapan di kopdes , yang menyebabkan banyak Kopdes yang baru diresmikan belum beroperasi secara efektif, Rabu (15/10/2025).
Doding Rachmadi Ketua DPRD Trenggalek mengatakan, koperasi desa sudah dibentuk, sudah kita fasilitasi badan hukumnya, harapan nya rekan-rekan kopdes segera merekrut anggota sebanyak banyaknya.
” Biar koperasi itu dapat modal, untuk memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui koperasi.” ujarnya.
Dengan menjadi anggota koperasi, masyarakat dapat bersama-sama membangun dan mengembangkan usaha koperasi desa.
Misal, Koperasi merah putih bisa merekrut 1500 anggota, maka akan mendapatkan modal sebesar Rp. 150.000000 dengan simpanan pokok Rp 100.000 per anggota.
Untuk mewujudkan ini membutuh peran serta kepala desa, untuk membantu mensuport rekan rekan koperasi merah putih, dalam merekrut anggota sebanyak banyaknya.
Kedua kopdes juga perlu suport dari desa, karena kemarin sudah ada permintaan pencairan dana desa, yang akan menyisihkan untuk tambahan modal koperasi desa.
Soal nilainya saya tidak tahu, terserah kepala desa masing masing.
“Nanti di forum RKP atau musrenbang desa menyepakati berapa silahkan,” jelasnya.
Kalau sekarang belum ada realisasi mungkin ada ganjalan regulasi, hibah dan sebagainya.
Dengan kondisi seperti ini pemerintah kabupaten Trenggalek segera mencarikan solusi, bagaimana dana itu bisa diserap oleh koperasi desa, dan desa aman secara aturan dan regulasi.
Ketika kopdes merah putih tahun 2025 ini punya modal bisa merancang bisnisnya, sehingga tahun 2026 saat himbara memberi keleluasaan kepada kopdes, sudah punya gambaran usahanya.
Sebaliknya, jika belum punya plan bisnis tahun 2026, untuk mengambil anggaran dari pinjaman, memerlukan pemikiran yang serius mau dibuat apa, karena koperasi belum jalan sama sekali.
Seharusnya mulai sekarang persiapan dan menata bisnis dengan modal seadanya, yang penting kopdes jalan dulu.
“Ketika nanti ada pinjaman, sudah jalan usahanya, itu akan memperbesar koperasi desa.” ungkapnya.
Masih menurut Doding dengan adanya MBG, kopdes bisa bekerja sama untuk mensuplai kebutuhan dapur MBG.
Itu harus senada dengan pihak desa, utamanya kopdes merah putih, agar dapur MBG itu bisa menyerap kebutuhan pokok dari trenggalek.
Ketika koperasi desa menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh dapur seperti telur, satu desa bisa bikin peternakan ayam petelur, sehingga uangnya berputar tetap di trenggalek.
Kalau saya hitung istimasi saya jika semua SPPG sudah berjalan satu tahun, bisa menyerap anggaran dari pusat sebesar 500 – 600 milyar.
Jika itu berputar di kabupaten Trenggalek, maka bisa menggerakkan ekonomi daerah, ” tutupnya.
Editor : Tatang


















